Fardhu atau rukun wudhu ada 6 perkara:
1. NIAT
Niat wudhu dilakukan ketika membasuh awal atau sebagian dari muka (ingat dalam hati mengerjakan wudhu). Niat wudhu tersebut tidak mesti kekal hingga selesai membasuh muka, akan tetapi jangan diselingi atau diputuskan dengan niat perkara lain hingga selesai membasuh kaki.
Niat wudhu tidaklah sah jika dilakukan terlebih dahulu sebelum membasuh muka. Misalnya niat dimulai ketika membasuh tapak tangan, berkumur, ataupun menyedot air ke hidung. Kecuali niat tersebut masih ada hingga membasuh muka, maka memadailah niatnya, malah itulah yang afdhol.
Di dalam masalah berkumur atau menyedot air ke hidung, jika terkena basuh sekali sebagian daripada muka, seperti dua bibir mulutnya, dan pada masa itu ada niat wudhu, maka memadailah niatnya.
Lafadz-lafadz niat wudhu:
– نَوَيتُ الْوُضُوْءَ
– نَوَيْتُ فَرْضَ الْوُضُوْءِ
– نَوَيْتُ الطَّهَارَةَ عَنِ الْحَدَثِ
– نَوَيْتُ رَفْعَ الْحَدَثِ الْأصْغَرِ
2. MEMBASUH MUKA
Membasuh muka keseluruhannya dari atas dimulai dari kaki rambut hingga ke bawah dagu dan lebarnya dari anak telinga kiri hingga anak telinga kanan. Jika ada rambut di atas muka, baik jarang atau lebat, wajib diratakan air atas dan pada kulit yang dalamnya.
Adapun janggut bagi laki-laki serta dengan jambang-jambangnya jika lebat, memadailah dibasuh lahirnya saja (tidak mesti dibasuh kulit yang bagian dalamnya). Akan tetapi jika tidak lebat, wajiblah dibasuh lahirnya dan kulit yang di dalamnya.
Yang dikatakan janggut tebal itu ialah janggut yang tidak nampak kulitnya jika dilihat dari depan.
Berbeda dengan janggut orang perempuat atau khunsa (berkelamin ganda) maka wajiblah dibasuh lahirnya dan kulit yang di dalamnya, sebab jarang sekali perempuan berjanggut. Oleh karena itu, sunnah bagi perempuan dan khunsa membuangnya, misal dengan dicukur.
Dalam membasuh muka, hendaknya dibasuh naik sedikit ke atas kepala dan dibasuh ke bawah sedikit daripada dagu hingga ke halkum (jakun), serta sebagian dari dua telinga dan di bawah pertemuan dua tulang dagu, karena tidak sempurna wajib melainkan dengan diluaskan lebih sedikit. Sehingga, melebihkan itu hukumnya juga wajib.
3. MEMBASUH DUA TANGAN HINGGA SIKU
Membasuh dua tangan hingga dua siku, baik pada tangan tersebut ditumbuhi rambut yang jarang ataupun lebat, wajib dibasuh semuanya, termasuk kuku dan daging yang tumbuh jari yang lebih (jika ada).
Jika ada benda-benda yang menghalangi masuknya air pada kulit, wajiblah dihilanglan terlebih dahulu, dan wajib membuang benda-benda yang ada pada celah-celah kuku, kecuali jika sedikit atau kecil apalagi pekerja bengkel atau sebagainya niscaya dimaafkan (Bajuri 1 halaman 53).
Jik ada duri yang tertusuk pada anggota wudhu, dan bisa dicabut, maka wajib dicabut terlebih dahulu, kecuali jika sudah tertanam maka memadailah dibasuh atasnya.
4. MENYAPU SEBAGIAN KULIT KEPALA ATAU RAMBUT
Menyapu sebagian kulit kepala atau rambut yang ada pada daerah kepala hukumnya wajib sekalipun hanya sehelai atau setengahnya. Akan tetapi tidak sah menyapu rambut yang disanggul jika ketika dibuka sanggulnya itu rambut tersebut keluar dari bagian kepala.
Menyapu air ke kepala tidak mesti menggunakan tangan, boleh dengan alat bantu lain.
5. MEMBASUH DUA KAKI
Membasuh dua kaki hingga mata kaki pada orang yang tidak memakai khof (sejenis stocking) adalah hukumnya wajib.
Bagi mereka yang memakai khof, boleh dibasuh di atas khof tersebut tanpa membuka khof. Akan tetapi afdhol jika dibuka terlebih dahulu.
6. TERTIB
Dilakukan secara berurutan.
Jika ada empat orang yang membasuhkan empat anggota wudhu seseorang secara bersamaan dan disertai niat, maka belum dikatakan sah wudhunya secara sempurna, sebab yang terangkat hadatsnya baru mukanya saja.
Namun, jika seseorang menyelam di air serta berniat wudhu, niscaya sempurna dan sah wudhunya meskipun ia tidak berdiam lama di dalam air tersebut karena ada tertin beberapa lahzhoh (sepersekian detik).
#IdamanPenuntutJilid1